Radarjawa – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkumham Sulteng) melalui Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak binaan. Bersama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mulia Kasih, LPKA Palu memperkenalkan metode Game Based Learning (GBL) dalam pembelajaran Bahasa Inggris, sebagai upaya untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif, Jumat, (18/10/2024).
Kepala LPKA Palu, Mohammad Kafi, menyampaikan bahwa penerapan metode GBL ini merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan pembelajaran di era digital.
"Kami percaya, dengan menghadirkan metode pembelajaran yang interaktif dan menarik, anak binaan akan lebih termotivasi dalam belajar. Selain itu, Bahasa Inggris adalah keterampilan penting di dunia modern yang akan membuka peluang lebih besar bagi masa depan mereka," ujarnya.
Ia menerangkan, Metode GBL memungkinkan anak binaan belajar Bahasa Inggris dengan permainan yang dirancang khusus untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan berbahasa.
Lebih lanjut, ia menekankan program ini juga sejalan dengan visi LPKA Palu dalam menciptakan generasi muda yang berkualitas dan siap menghadapi dunia luar setelah menyelesaikan masa pembinaan.
“Dengan pendekatan ini, anak-anak dapat belajar sambil bermain, yang tak hanya mengasah kemampuan bahasa mereka, tetapi juga mendorong kreativitas, kerja sama, dan pemecahan masalah,” terang Kafi.
Salah satu anak binaan yang turut serta dalam program ini, AR, mengungkapkan antusiasmenya terhadap metode baru ini. "Saya senang bisa belajar Bahasa Inggris sambil bermain. Jadi lebih mudah dipahami, dan nggak terasa seperti belajar. Saya jadi lebih percaya diri untuk berbicara dalam Bahasa Inggris," ungkap AR dengan penuh semangat.
Inovasi pembinaan tersebut mendapatkan apresiasi dari Kakanwil Kemenkumham Sulteng, Hermansyah Siregar. Menurunya dengan adanya metode GBL ini, membuktikan komitmen seluruh keluarga besar Kanwil Kemenkumham Sulteng dalam menciptakan generasi muda yang unggul guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Anak binaan tidak hanya dibekali keterampilan akademis, tetapi juga nilai-nilai kepercayaan diri dan kemandirian. Semuanya harus diberikan secara bekesinambungan dan optimal, agar dampaknya bisa dirasakan guna kemajuan bangsa ini,” tegas Hermansyah Siregar.
Ia berharap, kolaborasi tersebut dapat terus dilanjutkan dan lebih ditingkatkan. “Pastinya dukungan dan dorongan akan terus kami berikan demi terlesenggaranya program pembinaan berkualitas bagi para anak binaan,” tandas Hermansyah Siregar.
Komentar0